Perpustakaan Emil Salim

Sekertariat Jenderal
Pusat Data dan Informasi
Bidang Pengelolaan Informasi

Perpustakaan

PERMOHONAN MAAF KAMI SAMPAIKAN KE SELURUH ANGGOTA PREMIUM JIKA ADA FILE YANG TDK DAPAT DIUNDUH. DIMOHON UNTUK MEMBERITAHUKAN VIA EMAIL KE : emilsalimlibrary@gmail.com DAN KAMI AKAN MENGIRIMKAN FULLTEKS KE EMAIL ANGGOTA -

BANJIR LANDA BANYAK DAERAH

BANJIR LANDA BANYAK DAERAH

BANJIR LANDA BANYAK DAERAH

MADIUN, KOMPAS —Hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu lama, ditambah kondisi tanah jenuh yang tak mampu menyerap guyuran air dan buruknya drainase, menyebabkan banjir di sejumlah daerah.

Di Jawa Timur, banjir terparah terjadi di Kabupaten Madiun. Air menerjang delapan kecamatan sehingga 38 desa terdampak. Ketinggian air bervariasi mulai 30 sentimeter hingga 3 meter. Banjir tidak hanya melanda rumah penduduk, tetapi juga merendam sedikitnya 230 hektar lahan pertanian yang mayoritas tanaman padi siap panen. Sekitar 14.280 keluarga terdampak. 

Hingga Kamis (7/3/2019) malam, genangan air masih tinggi di Kecamatan Balerejo, Madiun, dan Mejayan. Aliran listrik di rumah warga dimatikan sehingga suasana gelap. Warga berkumpul di berbagai sudut kampung yang masih terjangkau penerangan, seperti di pinggir Jalan Raya Madiun-Surabaya.

”Warga memerlukan lilin untuk menerangi rumah dan makanan siap santap,” ujar Muslimin (40), warga Desa Jeruk Gulung, Kecamatan Balerejo.

Banjir di Kabupaten Madiun, Ponorogo, dan Ngawi disebabkan luapan Bengawan Solo dan anak-anak sungai seperti Bengawan Madiun, Kali Jeroan, Kali Piring, dan Kali Glonggong.

Apabila luapan Kali Jeroan menyebabkan banjir di permukiman, luapan Kali Glonggong menyebabkan banjir di ruas Jalan Tol Kertosono-Ngawi Km 604-605 dan jalan nasional Surabaya-Madiun di Desa Garon, Kecamatan Balerejo. Lalu lintas kendaraan sempat terganggu karena jalan tol tidak bisa dilewati kendaraan kecil.

Polisi dan petugas Jasa Marga mengeluarkan semua kendaraan kecil di pintu Tol Caruban sehingga antrean panjang sulit dihindari. Butuh waktu satu jam untuk menembus antrean.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Subhan Wahyudiono merinci, 15 kabupaten dilanda banjir. Sebagian besar berada di wilayah barat mulai dari Kabupaten Madiun, Ponorogo, Ngawi, Magetan, Trenggalek, hingga Pacitan. Di wilayah tengah, banjir melanda Kabupaten Kediri, Blitar, Bojonegoro, dan Nganjuk. Di utara, banjir melanda Kabupaten Tuban, Lamongan, Gresik, Sidoarjo, dan Probolinggo.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Charisal Akdian Manu mengatakan, curah hujan di sepanjang daerah aliran Bengawan Solo sangat lebat, 150 milimeter per hari. Hal itu terjadi sejak Selasa, diperparah dengan kondisi tanah yang jenuh sehingga fungsi resapan berkurang.

”Air mengalir di permukaan tanah dan langsung masuk ke sungai. Volume air melampaui daya tampung sungai sehingga meluap ke permukaan dan merusak beberapa tanggul sampai ambrol,” ujarnya di Madiun.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya masih fokus pada kegiatan tanggap darurat bencana guna memastikan warga yang menjadi korban tertangani dengan baik. Selanjutnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan semua pemda di kabupaten dan kota, terutama wilayah rawan bencana, serta instansi terkait, seperti BBWS Bengawan Solo.

Di Trenggalek, terjadi tanah longsor di Km 15 Jalan Raya Trenggalek-Panggul, di Kecamatan Panggul, dan Desa Pucanganak, Kecamatan Tugu.

Pelaksana Tugas Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mengatakan, wilayahnya juga diterjang banjir di 10 dari 14 kecamatan yang ada. Karena itu, ia menetapkan status siaga bencana.

Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni menyatakan, banjir menerjang 10 dari 21 kecamatan yang ada. Selain itu, ada tanah longsor yang memutus jalan di lereng Gunung Wilis.

Analisis BPBD Jatim, daerah yang kebanjiran dilalui oleh sungai besar. Untuk tanah longsor, diduga erat kaitannya dengan kekritisan lahan. Menurut Subhan, mitigasi secara holistik antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten diperlukan guna mencegah atau menekan dampak bencana di masa depan.

Hal itu berupa penataan dan pemanfaatan kawasan dengan lebih baik sampai rekayasa teknik, misalnya pembangunan tanggul, peninggian jalan, serta pembuatan sodetan dan embung atau waduk penampung air.

Wilayah lain

Warga Daerah Istimewa Yogyakarta diminta mewaspadai potensi bencana alam akibat cuaca ekstrem.

Rabu (6/3), bencana banjir dan tanah longsor terjadi di Kabupaten Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, dan Kota Yogyakarta akibat hujan lebat.

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Danang Samsurizal, Kamis, di Gunung Kidul, menyatakan, seminggu ke depan, hujan lebat masih berpotensi terjadi.

Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta Djoko Budiyono mengatakan, curah hujan di wilayah Sleman dan Gunung Kidul pada Rabu lalu lebih dari 100 milimeter per hari sehingga tergolong sangat lebat.

Menurut Djoko, hujan lebat di DIY disebabkan sejumlah faktor. Faktor pertama adalah pola angin di wilayah Jawa beberapa waktu belakangan berbentuk belokan. Hal ini karena ada daerah tekanan rendah di Samudra Hindia bagian selatan. ”Pola angin berbentuk belokan memicu kenaikan massa udara sehingga terjadi pembentukan awan yang bisa menjadi hujan,” katanya.

Faktor lain, suhu permukaan laut di perairan utara dan selatan Jawa saat ini di atas 30 derajat celsius. Akibatnya, terjadi penguapan air laut cukup besar dan memicu terbentuknya awan.

Di Jakarta, Kepala Subbidang Produksi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto menyatakan, peningkatan intensitas hujan pada bulan Maret sudah diperkirakan sejak Februari. Pembentukan gugusan awan ini berkaitan dengan penjalaran Madden-Julian Oscillation fase basah yang menggantikan fase kering sebelumnya.

Di Jawa Barat, Pemkab Bandung merencanakan, terhitung Jumat (8/3), status siaga darurat bencana ditingkatkan menjadi tanggap darurat bencana. Masa tanggap darurat bencana akan diberlakukan selama tujuh hari yang dapat diperpanjang selama tujuh hari.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Akhmad Djohara, keputusan diambil pada Kamis dalam rapat koordinasi setelah pihaknya mendengar masukan 10 camat dari 31 kecamatan yang wilayahnya dilanda banjir, Rabu.

Ada 22.105 keluarga di Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Rancaekek, Ibun, Kutawaringin, Cicalengka, Banjaran, Majalaya, dan Cileunyi yang terkena dampak banjir.(NIK/BRO/HRS/AIK/SEM)....................SUMBER, KOMPAS, JUMAT 8 MARET 2019, HALAMAN 1

Copyright © Perpustakaan Emil Salim 2018