Perpustakaan Emil Salim

Sekertariat Jenderal
Pusat Data dan Informasi
Bidang Pengelolaan Informasi

Perpustakaan

PERMOHONAN MAAF KAMI SAMPAIKAN KE SELURUH ANGGOTA PREMIUM JIKA ADA FILE YANG TDK DAPAT DIUNDUH. DIMOHON UNTUK MEMBERITAHUKAN VIA EMAIL KE : emilsalimlibrary@gmail.com DAN KAMI AKAN MENGIRIMKAN FULLTEKS KE EMAIL ANGGOTA -

PETUGAS DAN ALAT DITAMBAH

PETUGAS DAN ALAT DITAMBAH

PETUGAS DAN ALAT DITAMBAH

Luas lahan gambut yang terbakar di Provinsi Riau bertambah. Untuk mempercepat pemadaman, personel dan mesin pompa air ditambah. Pemadaman melalui udara juga diintensifkan.

Sejak 1 Januari hingga 24 Februari 2019 luas lahan yang terbakar di Riau mencapai 920 hektar, meluas dibandingkan Sabtu (23/2/2019) seluas 892 hektar.

Kebakaran paling parah terdapat di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis. Pantauan Kompas, Minggu (24/2/2019) di Kecamatan Rupat, lahan warga yang sehari sebelumnya belum tersentuh api, kini mulai terbakar. Lahan yang terbakar adalah kebun sawit dan karet milik warga.

Di lokasi kebakaran pasukan gabungan terus berusaha memadamkan api. Pemadaman dilakukan dengan cara menyiram air memakai pompa. Kanal-kanal di sekitar kebun warga disekat dijadikan sumber air.

Asap tebal yang menyelimuti lahan terbakar menyulitkan petugas untuk menerobos ke sumber api. Selain karena jarak pandang yang terbatas juga dapat membayakan keselamatan.

Selain melalui darat, pemadaman juga dilakukan melalui udara. Helikopter milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan bom air sebanyak 29 kali dengan total air 29.000 liter. Sejak seminggu terakhir total bom air telah dijatuhkan ke lokasi kebakaran sebanyak 508.000 liter air.

Namun, karena lahan yang terbakar cukup luas dan kondisi gambut yang kering,  api sukar dipadamkan.

Komandan Satgas Karhutla Bengkalis Timmy Prasetya Hermianto mengatakan sebanyak 100 personil TNI dari Komando Strategis Angkatan Darat telah dikirimkan ke Rupat untuk membantu pemadaman. Hingga saat ini jumlah personel gabungan di Rupat sebanyak 500 personel. “Dengan tambahan kekuatan semoga cepat teratasi,” kata Timmy.

Para personel yang dikirimkan ke Rupat telah memiliki pengalaman memadamkan kebakaran lahan gambut yang terjadi di Sumatera Selatan tahun lalu.

Penambahan pasukan merupakan intruksi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat meninjau lokasi kebakaran lahan di Rupat, pada Sabtu. Hadi memerintahkan parajurit TNI untuk totalitas membantu pemadaman.

Timmy mengatakan, peralatan pompa air juga telah ditambah. Namun, kata dia, jumlah pompa dianggap masih kurang. Direncanakan pada Senin, helikopter milik TNI dikerahkan Rupat untuk melakukan bom air. “Nanti ada tiga helikopter, milik KLHK, Sinar Mas, dan TNI. Water booming tetap akan kita lakukan,” kata Timmy.

Kebakaran lahan di Rupat menyebabkan permukiman penduduk diselimuti asal tebal. Pada pagi hari jarak pandang hanya 200 meter. Meski demikian warga masih beraktivitas seperti biasanya. Namun, warga mulai khawatir jika api tidak mampu dipadamkan asap akan membuat kesehatan terganggu.

Warga Sei Rambai, Rupat, Ewiyanti (28) mengatakan dia mulai khawatir dengan keadaan anaknya yang berusia 3 bulan karena asap mulai masuk ke rumahnya. Pada malam hari anaknya terpaksa dibawa ke luar kamar sebab asap di dalam kamar menumpuk. “Semoga cepat padam supaya kami bisa hidup tenang,” kata Ewiyanti.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger menuturkan, kebakaran terjadi di Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, Meranti, Siak, Pekanbaru, Kampar, Pelalawan, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, dan Kuantan Singingi.

Menurut Edwar, sumber api diduga berasal dari akvifitas warga membuka lahan dengan cara membakar sehingga merambat ke lahan yang lain. sebanyak empat orang tersangka telah ditahan oleh polisi.

Namun demikian, titik api kian berkurang. Pada Minggu sore titik panas yang terpantau di Riau sebanyak 26 titik, jauh menurun dibandingkan pada Minggu pagi 47 titik. “Kawan-kawan di Rupat sedang bekerja terus untuk pemadaman dan pendinginan,” kata Edwar.

Kebakaran lahan itu berdampak buruk terhadap ekonomi warga. Petani Rupat, Gimun (43) menuturkan lahan karetnya seluas 2 hektar habis terbakar. Dia mengalami kerugian puluhan juta.

Menurut Gimun, sumber api berasal dari lahan warga yang lain. “Kami di Kampung Baru tidak pernah membakar lahan, kami sering dapat sosialisasi agar tidak buka lahan dengan cara bakar,” kata Gimun.

Adapun kebakaran di Dumai telah berhasil dipadamkan. Namun Dumai sempat diselimuti kabut asap kiriman dari Rupat......................SUMBER, KOMPAS, SENIN 25 FEBRUARI 2019, HALAMAN 11

Copyright © Perpustakaan Emil Salim 2018