Perpustakaan Emil Salim

Sekertariat Jenderal
Pusat Data dan Informasi
Bidang Pengelolaan Informasi

Perpustakaan

PERMOHONAN MAAF KAMI SAMPAIKAN KE SELURUH ANGGOTA PREMIUM JIKA ADA FILE YANG TDK DAPAT DIUNDUH. DIMOHON UNTUK MEMBERITAHUKAN VIA EMAIL KE : emilsalimlibrary@gmail.com DAN KAMI AKAN MENGIRIMKAN FULLTEKS KE EMAIL ANGGOTA -

WARISAN ALAM DUNIA : HUTAN HUJAN TROPIS SUMATERA SEMAKIN KRITIS

WARISAN ALAM DUNIA : HUTAN HUJAN TROPIS SUMATERA SEMAKIN KRITIS

WARISAN ALAM DUNIA : HUTAN HUJAN TROPIS SUMATERA SEMAKIN KRITIS

Tujuh tahun sudah, situs warisan dunia hutan hujan tropis Sumatera masuk dalam kategori in danger atau terancam. Jika tak segera dilakukan pemulihan, pengakuan dunia terhadap hutan hujan tropis seluas 2,5 juta hektar itu akan dicabut.

Hutan hujan tropis Sumatera diakui sebagai situs warisan dunia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) sejak 2004. Namun, pada 2011 UNESCO memasukkannya dalam daftar merah situs warisan dunia yang terancam.

Hutan hujan tropis Sumatera meliputi tiga taman nasional, yaitu Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Kawasan ini membentang di tujuh provinsi, mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, hingga Lampung.

Lima ancaman serius

Setidaknya ada lima ancaman serius yang dihadapi hutan hujan tropis Sumatera, yaitu pembangunan infrastruktur jalan, perluasan kawasan pertanian/perkebunan, pembalakan liar (illegal logging), perburuan hewan, dan lemahnya kebijakan pemerintah.

”Sejak 2011 terdeteksi ada ancaman serius terhadap spesies kunci hutan hujan tropis Sumatera, seperti harimau, badak, orangutan, dan gajah, ancaman terhadap tutupan dan lanskap hutan, aksi perambahan hutan, illegal logging, serta perburuan liar,” kata Kepala Bidang Sejarah dan Warisan Dunia Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Dohardo Pakpahan, Senin (16/4/2018), di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemdikbud Nadjamuddin Ramly menambahkan, menyikapi permasalahan ini, diperlukan gerakan sinergis dari semua pihak untuk melindungi hutan hujan tropis Sumatera.

”Dibutuhkan kemauan politik yang kuat dari pemerintah. Untuk tetap menjaga kelestarian hutan hujan tropis kita, program reforma agraria mesti berhasil, bagaimana hutan-hutan di bawah penguasaan pengusaha-pengusaha yang tidak produktif mesti diambil alih pemerintah,” katanya.

Selain hutan hujan tropis Sumatera yang masuk daftar merah, dua warisan dunia lainnya, yaitu Taman Nasional Lorentz di Papua dan sistem pengairan Subak di Bali, telah masuk daftar kuning atau nyaris terancam. (ABK).................SUMBER, KOMPAS, SELASA 17 APRIL 2018, HALAMAN 13

Copyright © Perpustakaan Emil Salim 2018